Search

Selasa, 02 Maret 2010

Snowflake in Seadon-The Prolog

Uap mengepul dari secangkir teh di atas sebuah meja kayu antik. Aromanya yang segar menenangkan setiap orang yang menghirupnya. Großvater duduk di kursi goyangnya sambil sesekali memandang berbagai lukisan yang tergantung di dinding ruang keluarga. Lalu ia beralih dan menatapku hangat.
"Großvater," kataku. "kira-kira 15 tahun lagi Clara akan jadi seperti apa??"
Großvater tersenyum. Garis – garis di wajahnya membuatnya semakin bijaksana. Tatapan matanya dalam dan hangat, namun seolah – olah selalu tertawa. Seorang sosok yang bersemangat namun pengertian.
"Kau akan jadi seperti seorang putri yang hidup di sebuah kerajaan indah. Seorang putri Clara yang cantik, hebat, ceria, dan dikagumi. Semua orang akan senang berada di dekatmu. Kamu juga akan menjadi putri yang baik dan pintar dalam semua hal. Tapi, yang pasti, Clara akan tetap menjadi cucu kesayangan Großvater...."
"Selamanya?" aku merentangkan tanganku lebar-lebar.
"Selamanya," jawab Großvater sambil mengusap rambutku.
"Thanks, Großvater!! " teriakku memeluknya. "Großvater hebat, bisa tahu semua masa depanku! Lalu apa lagi? Ceritakan lebih banyak tentang, ayo..." pintaku dengan nada manja.
".....Putri Clara akan bertemu dengan seorang pangeran yang tampan dan baik,"
"Lalu sang putri hidup bahagia bersama pangeran selamanya!!" sambungku.
Großvater tersenyum mengangguk, selanjutnya ia menghela napas untuk beberapa saat, seolah-olah merasakan aroma teh yang dihirupnya meresap. Ia menghela napas lagi. Aku mengedipkan mataku beberapa kali, menunggunya berbicara.
"Karena itu Clara, suatu hari nanti, saat kau menelusuri perjalanan panjang untuk berusaha menemukan pangeranmu, carilah seseorang yang kau 'kasihan' padanya.........sampai-sampai kau ingin hidup bersamanya...menemaninya dalam apapun yang akan terjadi.......selamanya......,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar